AC Milan gagal membalas dendam kekalahan pertemuan pertama. Pada Derby Della Madonnina jilid kedua musim ini, I Rossoneri kembali takluk dari rivalnya, Inter Milan, Minggu (24/1).
Layaknya sebuah partai derby, laga antara Inter dan Milan itu pun berlangsung keras. Tensi pertandingan langsung meninggi begitu wasit Gianluca Rocchi meniup peluit tanda dimulainya pertandingan.
Baru 4 menit pertandingan berjalan, satu kartu kuning sudah melayang. David Beckham mendapatkannya setelah mengganjar Esteban Cambiasso.
Pada awal-awal pertandingan, Milan mencoba melakukan tekanan ke pertahanan Inter. Tapi, justru I Nerazzuri yang unggul lebih dulu pada menit ke-10.
Kesalahan Ignazio Abate dalam memotong umpan Goran Pandev menghadirkan petaka bagi Milan. Bermaksud mendekatkannya kepada Dida, usaha Abate itu malah lebih dekat kepada Diego Milito. Tanpa ampun, Milito melepaskan tendangan tanpa mampu ditepis Dida.
Gol itu membuat pertandingan memanas. Serangan dari masing-masing tim berhiaskan tekel dan ganjalan.
Pada menit ke-26, kartu kuning kedua melayang dari saku wasit. Kali ini Inter yang mendapatkannya setelah Lucio dianggap melakukan diving saat ditempel Massimo Ambrosini.
Entah karena tak puas dengan putusan terhadap Lucio, Wesley Sneijder lantas melakukan gerakan menyerupai tepuk tangan tepat di samping kanan wasit. Sebuah gestur yang dianggap sarkastik. Tanpa ampun, pemain asal Belanda itu langsung diganjar kartu merah.
Putusan itu sontak mengundang protes. Sneijder yang merasa tak puas, langsung melakukan protes keras. Situasi yang langsung dilerai para pemain Inter lainnya.
Bermain dengan 10 pemain awalnya membuat Inter kelabakan. Sepanjang sisa babak pertama, tekanan lebih sering dilakukan oleh Ronaldinho cs. Tapi, skor 1-0 tetap bertahan.
Menghadapi lawan yang bermain dengan 10 pemain, Leonardo lantas mencoba memainkan formasi yang lebih menyerang. Gennaro Gattuso ditarik keluar digantikan Clarence Seedorf.
Masuknya Seedorf langsung memberikan kontribusi. Baru dua menit babak kedua berjalan, Milan nyaris menyamakan kedudukan andai Julio Cesar tak tampil cemerlang.
Berawal dari umpan sepak pojok, Cesar berhasil menyelamatkan gawangnya dari tembakan Seedorf. Bola pantul yang diterima, gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Ronaldinho lantaran tembakannya melebar.
Tekanan dari Milan terus berlanjut. Seedorf, Beckham, dan Marco Borriello berkali-kali melakukan tekanan. Namun, semuanya mentah di tangan Cesar atau malah tak menemui sasaran sama sekali.
Keasyikan menyerang, barisan pertahanan Milan jadi kelabakan ketika Inter melakukan serangan balik. Giuseppe Favalli sampai harus menjatuhkan Maicon.
Tendangan bebas bagi Inter pada menit ke-65. Pandev dengan jitu membaca kesalahan posisi Dida di bawah mistar gawang untuk melepaskan tembakan bebas melengkung yang melewati pagar betis dan langsung menggetarkan jala gawang Milan.
Pandev pun merayakannya dengan gembira. Satu kartu kuning harus diterima karena dia melepas kostumnya saat selebrasi tersebut.
Setelah unggul dua gol, Inter mulai mengendurkan alur serangan. Pandev ditarik keluar dan digantikan Thiago Motta. Pelatih Jose Mourinho menginstruksikan para pemainnya untuk lebih bermain ke "dalam" guna menjaga keunggulan.
Situasi itu dimanfaatkan kubu Milan. Guna mengejar dua gol, Leonardo memasukkan Klaas Jan Huntelaar menggantikan Massimo Ambrosini.
Sayang, hal itu tak mengubah banyak hasil akhir. Penyelesaian akhir yang buruk membuat I Rossoneri gagal membalas dendam kekalahan telak pada pertemuan pertama.
Padahal, pada menit ke-90, Inter harus bermain dengan 9 pemain lantaran Lucio mendapatkan kartu kuning kedua dan Milan mendapat penalti. Ronaldinho yang menjadi eksekutor penalti gagal memperkecil ketinggalan karena Cesar lagi-lagi melakukan penyelamatan gemilang. Skor akhir 2-0 untuk Inter.
Meski Milan masih mengantungi satu laga sisa, selisih poin Inter kian menjauh. Kini Inter kokoh di puncak klasemen dengan 49 poin, unggul 9 angka atas Milan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar